Setiap minggu pagi, alarm telefon seluler saya berbunyi tepat pukul 8.00, mengingatkan saya tentang program televisi yang membahas konservasi alam, suaka primata, dan aneka satwa lainnya. Acara televisi ini berjudul "Good Morning Kalimantan!" yang tayang di Kompas TV. Tokoh dalam acara ini adalah Chanee Kalaweit, seorang WNA asal Perancis yang sudah mendedikasikan belasan tahun hidupnya untuk menyelamatkan gibbon (salah satu jenis primata) di hutan Kalimantan.
Upaya penyelamatan gibbon yang dilakukan oleh Chanee terbilang kompleks, karena untuk menyelamatkan gibbon, ia pun harus menyelamatkan hutan Kalimantan yang merupakan habitat gibbon, dari tangan-tangan perusak, yang membabat hutan mengatasnamakan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena tidak ada hutan artinya tidak ada gibbon. Dalam tugasnya, Chanee harus memastikan bahwa batas-batas lahan yang menjadi kawasan konservasi tidak dilanggar.
Selain menyelamatkan gibbon, sering kali Chanee juga terlibat dalam penyelamatan satwa-satwa lain. Beberapa yang pernah saya simak adalah penyelamatan ular sanca yang terjebak di gorong-gorong dan menjadi bulan-bulanan warga, penyelamatan beruang, siamang, dan monyet (yang sering kita lihat beratraksi di lampu merah, "doger monyet").
Acara bertema konservasi ini tayang sangat singkat, yakni kurang dari 30 menit, tetapi mampu membuka cakrawala dan menyegarkan mata. Kita akan disuguhi panorama alam Kalimantan yang hijau, juga beberapa daerah lain yang mulai dirambah Chanee untuk memperluas daerah konservasi. Salah satunya adalah Pulau Marak di Sumatera yang mulai dipersiapkan untuk menjadi habitat baru bagi para gibbon. Saya sedang mencari-cari kosakata dalam bahasa Indonesia untuk gibbon, tetapi belum menemukannya, karena terminologi "monyet", terlalu luas untuk menjelaskan gibbon.
Pertama kali saya melihat dan kagum pada Chanee adalah saat saya menonton sebuah acara talk show yang dibawakan Desi Anwar di Metro TV. Acara ini menampilkan tokoh-tokoh (asing) yang telah banyak berbuat bagi Indonesia, tetapi masih sedikit sekali orang yang tahu akan peran mereka. Dari situ saya tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang Kalaweit, sampai tanpa sengaja menemukan program televisi yang membahas tentang Kalaweit Foundation.
Pendekatan yang dilakukan Chanee terbilang unik, selain turun tangan sendiri untuk menyelamatkan satwa dan hutan konservasi, ia pun mencoba untuk mengedukasi masyarakat Kalimantan melalui siaran radio yang dibawakannya sendiri. Lewat acara yang dipandunya, selain memutarkan "good music", Chanee pun membagi informasi dan menanamkan pemahaman pada masyarakat tentang perlindungan satwa dan pemberantasan perdagangan satwa (terutama yang dilindungi undang-undang). Ia pun berupaya persuasif kepada masyarakat yang masih menjadikan satwa-satwa liar sebagai hewan peliharaan, untuk mau menyerahkan hewan peliharannya. Hal ini karena selain hewan-hewan tersebut mulai langka dan dilindungi undang-undang, memelihara hewan liar juga sebetulnya berbahaya bagi manusia dan hewan itu sendiri.
Sampai bertemu di episode Good Morning Kalimantan! selanjutnya.. :)
Follow the conservation at Kalaweit..
12.11.12
6.11.12
Bandung kah Ini Namanya?
Bandung identik dengan apa? Sejuk, makanan enak, fashion murah meriah tapi gaya, banyak objek wisata. Tidak total salah, tetapi juga tidak lagi begitu sekarang ini. Bandung kah namanya jika tengah malam udaranya sangat panasss hingga keringat mengucur deras?? Bandung kah namanya jika pohon semakin jarang, dan jam 9 pagi matahari sudah panas menyengat. Bandung kah namanya jika kota ini sudah tak lagi nyaman untuk dihuni? Macet, banjir, sampah, waria, tuna wisma dimana-mana..
Subscribe to:
Posts (Atom)