Pieters Park atau yang kini dikenal dengan Taman Merdeka atau Taman Dewi Sartika ini adalah taman yang pertama kali dibangun di kota Bandung. Taman ini didirikan tahun 1885, setelah pengurus organisasi Vereeniging tot Nut van Bandoeng en Omstreken yang merupakan cikal bakal perkumpulan Bandung Vooruit memutuskan untuk membangun sebuah taman untuk mengenang jasa Asisten Residen Pieter Sijthoff, peletak dasar pembangunan Kota Bandung.
Taman dengan luas 14.720 m2 ini dibangun oleh Dr. R. Teuscher. Ia adalah seorang botanikus yang tinggal di pojok Jl. Tamblong. Ia ditunjuk untuk membangun sebuah taman peringatan di depan Gedong Papak (Balaikota Bandung) yang saat itu menjadi kediaman resmi Asisten Residen Priangan.
Bentuk Pieters Park tidaklah istimewa. Lahan taman datar, nyaris berbentuk bujur sangkar. Jaringan dalam taman berbentuk huruf “Y”. Sebuah banguan berbentuk bulat terletak di tengah taman, dan digunakan sebagai tempat berteduh atau memainkan Orkes Musik. Bangunan bulat ini sering disebut sebagai Gazebo atau Belvedere.
Kadang kala dalam Gazebo, sebuah “Brass Band” militer atau dari Regu Pemadam Kebakaran memainkan musik senja, menjelang malam Minggu. Taman ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya tentara yang akan melakukan Taptoe atau pawai obor keliling kota.
Pieters Park dikelilingi beberapa bangunan sekolah, sehingga pada siang hari, dijadikan tempat istirahat para pelajar, sambil menghafal bahan pelajaran. Dahulu, taman ini dikenal dengan nama “Kebon Raja”, mengambil nama “Sakola Raja” atau Kweekschool (Sekolah Guru) yang bangunannya kini ditempati kantor polisi di Jl. Merdeka.
Kesuburan lahan Pieters Park didukung oleh kanal yang sengaja digali dari Sungai Cikapayang, yang hulunya terletak di Taman Sari atas (lembah Cikapundung, belakang Kebun Binatang). Jenis tanaman yang dibudidayakan di Pieters Park Dahulu taman itu dikelilingi oleh saluran kanal. Untuk memasuki taman, tiga jembatan besi dibangun melintasi kanal tersebut. Sepanjang kanal yang membatasi taman dengan pekarangan Balai Kota, sekarang berdiri patung badak, sederetan rumpun pohon Ki Angsret atau Cucurutan alias pohon Sepatu-Dua yang berbunga oranye. oleh botanikus R. Teuscher antara lain pohon kenari sebagai tanaman lindung, pembatas keliling taman.
Pohon peneduh dalam taman meliputi Ki Hujan atau Regenboom, Johar, Ki Damar, dan Indische goudenregen atau Bubundelan. Di taman itu terdapat pula pohon-pohon Cemara Laut, Aren, Pinang Merah, Tanjung, Bungur dan rumpun bambu, yang kini tak ada lagi. Rumpun gazon yang ditanam dalam taman itu adalah dari jenis Cynodon dan rumput Kemarau Indah (Polytrias).
Sebagai taman terbuka, maka hiasan bunga yang ditanam di Pieters Park, mengambil jenis tanaman agak besar dan berumur panjang seperti Sedap Malam atau Arum Dalu, Kembang Merak, Pacar Cina, Kemuning, Ki Soka, dan Kacapiring. Selain tanaman bunga, masih banyak tanaman perdu, penghias taman itu.
Nama taman ini berubah menjadi Taman Merdeka pada tahun 1950-an. Pada tanggal 4 Desember 1996, di taman ini ditempatkan patung Pahlawan Nasional Dewi Sartika. Nama taman ini pun kemudian diubah menjadi Taman Dewi Sartika.
Kini sebagian lahan di Taman Merdeka digunakan sebagai tempat parkir kantor Pemerintah Kota Bandung. Namun beberapa pohon berusia puluhan hingga ratusan tahun, masih tetap berdiri dan lestari.
(Syafrezani/dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment