Pages

16.5.14

Bakso Panghegar

Back from hibernation..

Setelah berbulan-bulan berlalu, tulisan-tulisan dari beberapa tahun lalu ditemukan kembali. Tulisan yang dikerjakan dengan perjuangan, tetapi tidak pernah sempat naik cetak, dengan alasan yang rumit. So, I just put it here. Hope there's any use for anyone.. :) 
***
Siap-siap kecewa, jika sudah jauh-jauh ke Holis untuk makan bakso, ternyata rumah makan ternama yang dituju tutup. Andai ini terjadi, coba periksa kalender. Apakah hari Senin? Jika ya, hari di awal minggu ini memang dipilih sebagai hari libur Bakso Panghegar. Saat kebanyakan orang kembali rutin beraktivitas, pengelola Bakso Panghegar justru sedang menikmati istirahat. Ada apa dengan hari Senin, sampai harus ditetapkan sebagai hari libur?

Rasa penasaran tentang hari Senin ini kemudian dijawab oleh pengelola Bakso Panghegar Andri Wijaya (30). Menurut dia, Senin dipilih bukan karena faktor peruntungan atau feng shui, seperti dugaan orang, melainkan karena pengunjung yang datang pada hari Senin tidak terlalu ramai. “Kalau akhir minggu kita tutup, kasihan sama pengunjung yang mau datang. Senin dipilih, karena memang biasanya konsumen juga relatif sedikit,” ujar dia.

Sekarang Andri yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara ini, boleh dikatakan merupakan ujung tombak keberlangsungan Rumah Makan Bakso Panghegar. Sejak ayahnya, Wigianto Surya, perintis usaha Bakso Panghegar wafat, tanggung jawab untuk mengelola rumah makan jatuh ke tangan Andri dan seorang saudara kandungnya. Sedangkan dua orang saudaranya yang lain, ditugaskan untuk mengelola pabrik bakso yang letaknya hanya beberapa meter saja dari rumah makan. 

Awalnya, usaha Bakso Panghegar ini dirintis oleh Wigianto Surya dengan mendirikan pabrik bakso. Enam tahun setelah pabrik berdiri, Wigianto memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan berjualan mie bakso di depan pabrik dengan menggunakan gerobak. Banyaknya pelanggan membuat usaha bakso milik Wigianto ini berkembang pesat. Hingga akhirnya lokasi berjualan dipindahkan ke tempat permanen pada tahun 1987. Kini Bakso Panghegar telah memiliki tiga unit usaha, yaitu pabrik bakso, rumah makan dan kios di Pasar Baru, yang berdiri tahun 1979, seiring  lahirnya pabrik.

Jika pabrik dan kios menjual mie dan bakso untuk dimasak, rumah makan menyediakan makanan siap santap dengan produk unggulan yang konsisten dari masa ke masa, yakni mie bakso. Tak lupa papan bertuliskan kata-kata halal juga dipasang dalam area rumah makan, sebagai jaminan bagi para konsumen muslim. Pelanggan Bakso Panghegar memang tidak terbatas pada etnis China. Produk Bakso Panghegar juga digemari berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Tak sedikit pula konsumen yang memilih untuk mengadakan acara di lokasi Rumah Makan, karena selain areanya yang luas dan terdapat arena bermain untuk anak-anak, pengunjung juga dapat menyantap makanan yang lezat.

Kini aneka jenis makanan mendampingi mie bakso dalam jajaran daftar menu, seperti nasi rames, masakan China dan beberapa jenis minuman atau es buah yang dapat dipesan di depan pintu masuk. Sop buah yang banyak digemari pengunjung ini rupanya dikelola kerabat Andri. Keberadaan sop buah ini mampu melengkapi kenikmatan usai bersantap menu utama di rumah makan.  

Sebagai salah satu produsen mie bakso tertua di Kota Bandung, Bakso Panghegar sudah memiliki banyak pelanggan setia. Bahkan pelanggan ayah Andri pun banyak yang masih tetap berkunjung hingga kini. “Ada salah seorang pelanggan pernah cerita ke saya. Dulu waktu masih pacaran dia sering beli ke sini dan beli bakso ke ayah. Sekarang dia sudah menikah dan datang ke sini bersama keluarganya,” tutur Andri. Pelanggan-pelanggan setia inilah yang kadang membuatnya terharu, karena usaha yang dikelolanya mendapat tempat di hati para konsumen. Andri juga bercerita tentang pelanggan yang masih setia meski telah tinggal di luar negeri. “Kami punya pelanggan yang pindah ke Singapura dan masih sering minta dikirim bakso ke sana,” ujar dia. Hal-hal seperti inilah yang mendorong Andri giat mengelola bisnis rumah makan yang telah dimandatkan Sang Ayah kepadanya.

Andri mengakui mengakui bahwa masa jaya Bakso Panghegar boleh dikatakan sudah lewat. Bakso Panghegar marema pada tahun 1990-an, kala masih dipimpin langsung oleh Sang Ayah. Kini penurunan nyata terasa. Namun Andri terus berupaya untuk mempertahankan usahanya. Salah satunya dengan cara menomorsatukan pelayanan terhadap konsumen. Tak hanya berfokus pada konsumen di Kota Bandung, Bakso Panghegar juga melayani pemesanan dan pengiriman produk ke luar kota, bahkan mancanegara.

Dalam mempertahankan bisnisnya, Andri tentu tak bekerja sendirian. Ia dibantu saudara-saudaranya dan para karyawan, yang diantaranya sudah mengabdi sejak masa kepemimpinan Wigianto Surya. Berkat kerja sama yang baik inilah hingga sekarang Rumah Makan Bakso Panghegar masih ramai pengunjung. Pada jam makan siang, dari bagian dapur akan terdengar riuh rendah suara juru masak dan karyawan lain yang berupaya menyajikan makanan secepat mungkin, sehingga hangat dan nikmat Bakso Panghegar dapat sesegera mungkin dikecap lidah para pengunjung.

Resume:
  • Alamat Rumah Makan: Jl. Holis No. 226, Telp. 6012535
  • Alamat Pabrik : Jl. Holis No. 230 A 
  • Kios Bakso Panghegar terdapat di bagian pasar basah kompleks Pasar Baru.
  • Produk unggulan: mie dan bakso
  • Jenis produk yang dijual di pabrik dan kios, yaitu mie, bakso, bumbu, pangsit dan bahan-bahan pelengkap bakso lainnya.
  • Pabrik Bakso Panghegar berdiri tahun 1979, dirintis oleh Wigianto Surya.
  • Tahun 1985 Wigianto mulai berjualan mie bakso menggunakan roda/gerobak di depan pabrik.
  • Tahun 1987 lokasi berjualan mie bakso pindah ke tempat yang sekarang menjadi rumah makan.
  • Rata-rata omzet Rp 3- 4 juta per hari.
  • Karyawan Bakso Panghegar berjumlah sekitar 50 orang, 25 orang di rumah makan dan 25 lainnya adalah pegawai pabrik.  


(Written on 23-09-2010)

No comments:

Post a Comment