Pages

24.4.10

Sahabat Pertama

Namanya Gita Puspita Maheswari. Keluarganya memanggilnya Mbak Ita, karena ia cucu pertama (kalau tidak salah). Ada pula yang memanggilnya Ita. Aku memilih memanggilnya "Git". Kami berteman sejak Taman Kanak-Kanak. Pertemanan yang sempurna, dihiasi berbagai rasa. Kadang suka, senang, sebal, cemburu, berantem. Kami tak selalu bersama. Perbedaan kelas dan akhirnya perbedaan sekolah sedikit banyak mempengaruhi intensitas kebersamaan kami. Hingga tanpa disadari, kami pun semakin berjarak.
Sewaktu masih di bangku taman kanak-kanak, seingatku kami hanya saling mengenal, belum berteman dekat. Setelah masuk ke sekolah dasar yang sama, barulah kami mulai intens bermain dan segala dinamika pertemanan kami kecap bersama. Kami pernah ada di kelas yang sama, pernah les pelajaran bersama di rumah nenek Gita. Orang tua dan keluarga kami pun saling mengenal. Maklum kami tinggal di kota kecil dan jarak antara rumah nenek Gita dengan rumahku tak sampai 2 kilometer.
Hingga kelas satu SMP kami terus bersama. Ia sering main ke rumahku dan aku sering berada di rumah neneknya. Kerap aku menjemputnya di rumah neneknya saat akan pergi sekolah dan ia kerap marah-marah, karena kebiasaan terlambatku. Kadang dia manyun dan mendiamkan aku sepanjang jalan karena kesal, kadang kami mengobrol dan kadang kami jalan sendiri-sendiri asik dengan lamunan masing-masing. Naik ke kelas dua, kami tak lagi sekelas, aku menemukan teman-teman baru, demikian pula Gita. Kami semakin menjauh meski masih saling menyapa.
Waktu terus berjalan dan kami masuk SMA yang berbeda. Sayup-sayup, masih ku dengar kabarnya hingga kami sama-sama di bangku kuliah dan ada di kota yang berbeda. Aku pernah mendengar ia dekat dengan seorang teman yang sama-sama kami kenal sejak taman kanak-kanak sebelum seseorang memberitahuku bahwa ia jatuh sakit.
Dan inilah "perjumpaan"-ku yang terakhir dengannya, setelah bertahun-tahun..
Sore itu angin berhembus sepoi-sepoi saat aku menghadapi pemandangan bukit berwarna hijau dan hamparan rumput. Tekadku bulat menemuimu Git dan aku berbisik, "Git, aku dateng.." Untuk beberapa saat aku merasakan sapuan angin lembut mengusap pundakku sewaktu aku memandang pusaramu (mungkin angin itu kamu?) .. dan aku hanya mampu berkata-kata tanpa suara. "Selamat beristirahat Git.. Aku tahu kamu ada, meski aku tak bisa lagi melihatmu. Terima kasih sudah menjadi sahabat pertamaku.."

Gita Puspita Maheswari (1983 - 2003)

-240410-

No comments:

Post a Comment